close

Ilmu Bahasa – Membaca Ekstensif

ilmubahasa.net – Membaca merupakan kegiatan menyerap informasi yang disajikan secara tertulis. Ada banyak petanda atas tercapainya kegiatan membaca, salah satunya adalah menceritakan kembali secara lisan maupun tertulis.
Ada banyak jenis informasi yang bisa kita temui dan kita baca di media cetak. Namun tidak semua informasi yang ada mendapatkan perlakuan dengan teknik membaca yang sama. Jika informasi yang dibutuhkan adalah informasi yang membutuhkan pemahaman yang cukup mendalam, maka teknik membaca intensif merupakan teknik membaca yang sesuai untuk memahami isi informasinya. Jika informasi yang dibutuhkan sekilas dengan waktu yang relatif singkat maka teknik membaca ekstensif merupakan teknik yang tepat untuk memahami informasinya. 
Membaca Ekstensif ilmu bahasa
Membaca
Membaca ekstensif merupakan salah satu bentuk kegiatan menyerap informasi secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Secara umum membaca ekstensif digunakan untuk mendapatkan informasi secara global. Berdasarkan jenisnya, membaca ekstensif dibedakan atas tiga jenis membaca.


a) Membaca survei (survey reading)Sebelum kamu mulai membaca, maka kamu bisa meneliti terlebih dahulu apa-apa yang akan kamu
telaah. Kamu mensurvei bahan bacaan tersebut dengan jalan memeriksa dan
meneliti indeks, daftar kata-kata yang ada dalam buku, judul-judul bab.

b) Membaca sekilas (skimming)Membaca
sekilas adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat
melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mendapatkan informasi.
Tujuan membaca sekilas adalah memperoleh suatu kesan umum dari suatu bacaan dan menemukan hal tertentu dari suatu bacaan.

c) Membaca dangkal (suferficial reading)Membaca dangkal pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman secara umum atau informasi permukaannya saja.


Tingkat keberhasilan dari kegiatan berbahasa bisa diamati dengan kemampuan individu tersebut dalam melaksanakan kegiatan berbahasa yang lain. Hal ini juga berlaku pada kegiatan membaca. Kegiatan membaca ekstensif dikatakan berhasil jika pembaca mampu menyebutkan kembali isi informasi yang diserap, menyebutkan pikiran pokok dari informasi yang diserap, menyimpulkan isi informasi, menjawab pertanyaan seputar masalah isi informasi yang diserap dan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya. Silahkan anda latihan membaca tulisan di bawah ini.

Dua Ribu Tenaga Pengangguran Teratasi 
Pemkab
Gunungkidul dalam mengatasi masalah pengangguran meluncurkan program
padat karya, baik padat karya infrastruktur maupun ekonomi produktif.
Sedikitnya 2000 tenaga pengangguran pedesaan akan terekrut dalam program
tersebut, sehingga akan menaikkan daya beli masyarakat. Kabid
Pendayagunaan Tenaga Kerja Disnakertrans Gunungkidul, Drs. Prahasnu
Alaskar ketika ditemui KR, Sabtu (12/4) menyatakan program padat karya
dari APBD 2008 meliputi 18 lokasi untuk infrastruktur berupa pembukaan
jalan baru dan 2 lokasi untuk ekonomi produktif dengan total anggaran Rp
1.125.000.000,00. 
Program
padat karya akan digulirkan mulai 28 April 2008 ini yang diawali dengan
sosialisasi dan pembentukan kelompok kerja di setiap lokasi. Dijelaskan
Prahasnu, program padat karya infrastruktur dilaksanakan dalam tiga
tahap. Program tahap pertama meliputi Desa Botodayakan (Rongkop),
Wiladeg (karangmojo), Umbulrejo (Ponjong), Nglegi (Patuk), Giricahyo
(Purwosari), dan Nglidur (Girisubo). Program tahap kedua meliputi Desa
Jurangjero (Ngawen), Sidoharjo (Tepus), Karangmojo (Karangmojo),
Banjarejo (Tanjungsari), Natah (Nglipar), dan Panjan (Saptosari) akan
dilaksa apada Juni 2008. Sementara itu, program tahap ketiga meliputi
Desa Mertelu (Gedangsari), Plembutan (Playen), Girisuko (Panggang),
Pundungsari (Semin), Candirejo (Semanu), dan Gombang (Ponjong) yang akan
dilaksanakan pada September 2008. Untuk program ekonom produktif berupa
ternak kambing digulirkan di Desa Wonosari (Wonosari) dan Desa Pampang
(Paliyan). 
Selain
itu, dari tenaga pembantu pemerintah pusat juga digulirkan program
padat karya untuk infrastruktur dialokasikan di desa Banjarejo
(Tanjungsari) melanjutkan program dari anggaran APBD, juga untuk terapan
peningkatan kelompok, yakni kelompok kerajinan Bambu di Desa Sedo dan
kelompok kerajinan tembaga di Desa Sambirejo dengan total dana Rp
300.000.000,00. Warga yang terlibat dalam padat karya infrastruktur
dibagi atas kelompok kerja dengan anggota setiap kelompok 20 orang,
dalam satu lokasi terdapat 5 kelompok. Setiap orang untuk setiap hari
memperoleh upah Rp 20.000,00 untuk tukang Rp 30.000,00 dan mandor (ketua
kelompok Rp 25.000,00).

                                                                                                                                                                     Sumber: www.img146.imageshack.us

Kami tunggu tanggapan anda setelah membaca berita diatas. Tulislah tanggapan anda mengenai berita di atas di kolom komentar kami. Demikian yang dapat kami sampaikan pada artikel ini, silahkan berikan komentar anda untuk artikel kami ini. Semoga bermanfaat bagi anda. Salam.

Leave a Comment